Archive

Archive for October, 2010

2010 Nobel Prizes

October 28, 2010 Leave a comment

Posted by: Aminu Irfanda Supanda

The Nobel Prizes in different fields that are awarded are the most prestigious awards in the world. The prizes were established in accordance to the will of Alfred Nobel, Swedish chemist, who invented dynamite. The prizes instituted in 1901 according to his will were for Physics, Chemistry, Physiology, Literature, and Peace. The prize commonly known as the Nobel Prize in Economics is actually the Sveriges Riksbank Prize in Economic Sciences in Memory of Alfred Nobel which was established in 1968. While it is not actually a Nobel Prize, the announcement for the same is made with all the other categories, with the exception of the Peace Prize which is awarded in Norway. The Nobel Prize 2010 was awarded this month and the list of the winners is given below. Read more…

Pembuatan Kompos Sistem Keranjang Takakura

October 27, 2010 1 comment

Diposting oleh: Iin Gantihar

Sumbawa Besar – psbq SMAN 1 Sumbawa Besar

Gerakan pengelolaan lingkungan Go-Green yang dilakukan BPLH Kabupaten Sumbawa dan SMA Negeri 1 Sumbawa. Menurut Wakasek Kurikulum Bapak Eko Meiyono, S.Pd. M.Pd. kegiatan tersebut merupakan integrasi Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) kurikulum SMA Negeri 1 Sumbawa Besar. Kegiatan tersebut selain menanamkan sikap cinta terhadap lingkungan juga memanfaatkan sampah organik yang ada di lingkungan sekolah. Melalui kegiatan ini diharapkan siswa-siswi SMA Negeri 1 Sumbawa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Read more…

Ujian Nasional Akan Tetap Dijalankan

October 18, 2010 Leave a comment

Diposting oleh : Admin

Jakarta – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah memerintahkan kepada Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), untuk mengevaluasi Ujian Nasional (UN) 2010. Menindaklanjuti instruksi tersebut Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh, telah melaksanakan berbagai analisis dan langkah konkret yang dianggap perlu. Read more…

Siswa-siswa SMAN 1 Sumbawa Besar Melaksanakan Uji Kompetensi Bahasa Inggris (Test of English Proficiency, TOEP) Tahun 2010

October 14, 2010 Leave a comment

Diposting oleh : Admin

Sumbawa Besar – psbq SMAN 1 Sumbawa Besar

Salah satu program Direktorat pada tahun 2009 dalam rangka peningkatan mutu SMA  (khususnya mutu lulusan) adalah melanjutkan program rintisan uji Kompetensi Bahasa Inggris (Test of English Proficiency/TOEP) bagi peserta didik  yang telah dilaksanakan sejak tahun 2007. Pada tahun 2008-2009 Berbagai kegiatan persiapan menuju pelaksanaan uji kompetensi peserta didik SMA, seperti penyusunan naskah akademik, penyusunan kisi-kisi, pembuatan soal tes dan bahan-bahan lain yang mendukung terlaksananya uji kompetensi telah dilakukan. Menurut penuturan Wakasek Manajemen Mutu/PJP SMA Model SKM-PBKL-SKM Agus Surya Pratama, S.Pd. kegiatan Uji Kompetensi dilaksanakan di seluruh tanah air dan melibatkan berbagai unsur terkait khususnya Tim Pengembang dan Pembuat Soal dari UNY, UGM, UM. Di samping itu dilakukan pula penyempurnaan teknis dan materi soal dari perguruan tinggi lainnya yaitu UPI, UNJ, UNESA, UNIJA, UNS, UNTIRTA, Universitas Satya Wacana serta para guru terkait mata pelajaran Bahasa Inggris.

Untuk tahun 2010 kegiatan yang berkaitan dengan uji kompetensi bahasa Inggris adalah melakukan koordinasi, perakitan soal dari soal, pelaksanaan uji kompetensi dan penyusunan laporan. Pada saat ini akan dilakukan uji kompetensi Bahasa Inggris di 100 sekolah model SKM-PBKL-SKM yang melibatkan semua peserta didik di kelas XII. Sekolah tersebut berada di 33 provinsi.

Tujuan tes uji kompetensi Bahasa Inggris  (Test of English Proficiency/TOEP) bagi peserta didik SMA, yaitu untuk mengetahui tingkat kemahiran peserta didik terhadap penguasaan  bahasa Inggris di 100 sekolah. Peserta UK Bahasa Inggris di  SMAN 1 Sumbawa Besar  sebanyak 222 orang dari kelas XII meliputi  Program IPA dan Program IPS.

Gambar: Suasana Uji Kompetensi Bahasa Inggris di salah satu ruangan

Menurut penjelasan Ketua Pelaksana Teknis Kegiatan  Muhammad Ihsan, S.S. pelaksanaan uji kompetensi Bahasa Inggris  TOEP di SMA Negeri 1 Sumbawa Besar dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Direktorat Pembinaan SMA dengan melibatkan Perguruan Tinggi Universitas Negeri Yogyakarta dan panitia teknis di lingkungan SMAN 1 Sumbawa Besar. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada  hari Kamis, 14 Oktober 2010 dengan waktu pelaksanaan mulai pukul 08.00 – 10.00 wita. Tenaga pendukung yang berperan serta selama kegiatan UK-TIK  di SMA Negeri 1 Sumbawa Besar berlangsung terdiri atas Petugas Pusat 2 orang antara lain: Dra. Budi Wijayani, M.Si dari Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan Nasional dan DR. Widyastuti Purbani, M.A. dari Universitas Negeri Yogyakarta; Pengawas dari sekolah penyelenggara 28 orang guru dan Panitia 5 orang.

Sosialisasi Implementasi Open Source Software di Kabupaten Sumbawa

October 11, 2010 Leave a comment

Diposting oleh: Admin

Sumbawa Besar – psbq SMAN 1 Sumbawa Besar

Berdasarkan INPRES No.6 Tahun 2001, tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia, yang merupakan salah satu kerangka kebijakan dan strategi pengembangan teknologi informasi, pemerintah akan mendorong perkembangan industri informasi content dan aplikasi, dimana pendayagunaan perangkat lunak open source perlu mendapat perhatian khusus.

Diikuti deklarasi bersama pencanangan program Indonesia, Go Open Source! oleh lima lembaga/institusi pemerintah pada Tahun 2004. Selanjutnya Peraturan Presiden No.7, Tahun 2005 tentang RPJMN 2004-2009, adanya: “Program peningkatan penggunaan Open Source System ke seluruh institusi pemerintah dan lapisan masyarakat”. serta terbitnya Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika No. 05/SE/M.KOMINFO/10/2005 kepada seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah untuk menggunakan software legal dengan pilihan cerdas menggunakan Open Source Software, merupakan dasar dan dorongan bahwa instansi pemerintah Indonesia sudah dapat memanfaatkan Open Source Software secara maksimal.

Senin, 11 Oktober 2010 di Ruang Sidang Lt. 3 Kantor Bupati Sumbawa, pembukaan rangkaian kegiatan Model Implementasi Software Legal Berbasis OSS berupa kegiatan Sosialisasi digelar. Level pimpinan dari kantor Bupati dan Muspida hadir dalam acara ini, yaitu H. M. Nur, SH. MH – Penjabat Bupati Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah – Sekda Sumbawa, AKBP Kurnianto Purwoko, SH – KAPOLRES Sumbawa, Letkol Infantri A. Eko Mulyadi – Komandan Distrik Militer Sumbawa, Parnaehan Silitonga, SH – Ketua Pengadilan Negeri Sumbawa, Dwi Harto, SH, MH – Kepala Kejaksaan Negeri Sumbawa, H. A. Rahman HMS – Wakil Ketua DPRD Sumbawa, Kepala SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumbawa, perwakilan guru serta pebisnis warnet dan penjual komputer.

Acara diawali dengan laporan dari Drs. H. Nukman H. Yusuf – Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika dan dilanjutkan dengan sambutan Bupati. Dalam sambutannya Bapak Bupati menyampaikan bahwa Pemda Sumbawa perlu melakukan pembelanjaan anggaran yang tepat agar arah investasi lebih jelas terasa untuk masyarakat, tidak terbuang percuma keluar dari daerah. Oleh karena itu dipandang penting untuk mengimplementasikan software legal berbasis OSS.

Hadir sebagai pembicara, Kasubid Identifikasi Kebutuhan Iptek Industri Strategis – Kementerian Riset dan Teknologi yang menyampaikan mengenai kebijakan pemerintah dalam implementasi software legal berbasis OSS melalui gerakan IGOS, Andik Martrijono – Kasi Ektensifikasi Perpajakan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumbawa yang menyampaikan perihal pajak yang didapatkan negara dari impor software, dan Lukman Bayuwarsah, SH – Bagian Hukum Setda Sumbawa yang menyampaikan legal hukum dari pembajakan software.

Setelah dilakukan sosialisasi, rangkaian kegiatan pembuatan Model Implementasi OSS ini akan dilanjutkan dengan instalasi OSS pada komputer Pemda, pelatihan untuk pengguna, dan pelatihan untuk administrator. Kegiatan ini melibatkan Daya Makara UI sebagai pelaksana dan KPLI NTB sebagai tim teknis.

Diharapkan model implementasi OSS yang telah dibentuk ini akan menjadi contoh untuk diduplikasi pada komputer lainnya dilingkungan Pemerintah Kabupaten Sumbawa, bahkan di pemerintah daerah lainnya di wilayah NTB.

Ajaran Ki Hajar Dewantara mulai Ditinggalkan

October 7, 2010 Leave a comment

Diposting oleh: Admin

Sumbawa Besar – psbq SMAN 1 Sumbawa Besar

Metrotvnews.com, Yogyakarta: Meskipun tanggal lahir Ki Hajar Dewantara diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional, tetapi ajarannya mulai ditinggalkan. Konsep pendidikan yang dikembangkannya di Tamansiswa pun kini terpinggirkan.

“Pendidikan ajaran Ki Hajar Dewantara tidak berorientasi pada kepentingan global. Pendidikan yang dikembangkan sekarang ini berbeda sekali orientasinya,” kata Ketua Majelis Luhur III Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Persatuan Tamansiswa Yogyakarta, Wuryadi.

Pendidikan yang diajarkan pelopor bagi kaum pribumi Indonesia di jaman penjajahan Belanda itu sifatnya mandiri, merdeka dan swadaya. Hal itu sangat cocok untuk dikembangkan untuk pendidikan nasional.

“Prinsip kemerdekaan dalam pengembangan pendidikan adalah counter atas pendidikan penjajahan. Selama pendidikan di Indonesia masih dibayang-bayangi penjajahan maka pemikiran Ki Hajar Dewantara masih relevan dikembangkan. Sekarang ini masalah pendidikan sangat tergantung dari siapa yang memegang kekuasaan,? katanya.

Dalam sejumlah hal, kebijakan nasional dalam hal pendidikan sangat berbeda dengan konsep pendidikan yang dikembangkan Ki Hajar Dewantara. Oleh karena itu, Persatuan Tamansiswa Yogyakarta sangat tegas menolak Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan.

“Kita mengajak seluruh komponen pendidikan di Indonesia untuk mengkaji bersama ajaran Ki Hajar Dewantara untuk menyelesaikan problem pendidikan di tanah air. Sampai sekarang ini pemerintah tidak berminat karena kepentingannya sudah berbeda,” katanya.

Saat ini seluruh lembaga pendidikan yang bawah persatuan Tamansiswa masih konsisten mengembangkan konsep pendidikan yang diajarkan Ki Hajar Dewantara. Meskipun mereka masih banyak kendala, terutama persoalan dana.

“Kita tidak punya modal. Kalau kita mandiri dari murid saja tidak bisa hidup. Pada prinsipnuya keberlangsungan pendidikan di Tamansiswa sangat terpengaruh dengan kebijakan nasional dan pendanaan.” tambahnya.(MI/*)

Sumber: http://metrotvnews.com/index.php/metromain/newscat/nusantara/2010/05/02/16814/Ajaran-Ki-Hajar-Dewantara-mulai-Ditinggalkan

Nusantara / Minggu, 2 Mei 2010 22:27 WIB

Yang Terlupakan dari Ki Hajar Dewantara

October 6, 2010 1 comment

Diposting oleh: Admin

Sumbawa Besar – psbq SMAN 1 Sumbawa Besar

Ki Hajar Dewantara adalah Bapak Pendidikan Nasional semua orang Indonesia sudah tahu. Tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional semua orang juga sudah tahu. Tapi adakah yang tahu ajaran Ki Hajar Dewantara?
Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.
Benar! Tapi apakah semua tahu maksud dari kalimat filosofis ini ?

Satu konsep dari Ki Hajar Dewantara yang juga terlupakan. Ki Hajar pernah melontarkan konsep belajar 3 dinding.

Mengapa 3 dinding? Jika kita mengingat masa lalu ketika masih di bangku sekolah, bentuk ruang kelas kita rata-rata adalah persegi empat. Nah, Ki Hajar menyarankan ruang kelas itu hanya dibangun 3 sisi dinding saja. Ada satu sisi yang terbuka.

Konsep ini bukan main-main filosofinya. Dengan ada satu dinding yang terbuka, maka seolah hendak menegaskan tidak ada batas atau jarak antara di dalam kelas dengan realita di luar.

Coba bandingkan dengan bentuk kelas kita dulu saat kecil. Empat dinding tembok, dengan jendela tinggi-tinggi, sehingga kita yang masih kecil tidak bisa melihat keluar. Lalu biasanya di dinding digantungi foto-foto pahlawan perang yang angker-angker, dari Pattimura, Teuku Umar, Diponegoro sampai Sultan Hasanudin. Jarang sekali ada yang memasang foto pujangga masa lalu seperti Buya Hamka, Ranggawarsito, Marah Rusli, dll. Paling-paling pujangga yang sempat diingat anak-anak SD adalah WR Supratman.

Dulu mungkin alasannya agar anak-anak tetap fokus pada guru di depan, matanya tidak ke mana-mana. Tapi sebenarnya sebuah bangunan berdiri, sadar atau tidak sadar, mencerminkan bagaimana cara berpikir si arsitek atau si pemilik. Dengan ruang kelas sekolah kita, seolah menegaskan bahwa sekolah adalah sekolah, dunia adalah dunia. Semuanya terpisah. Murid kewajibannya hanya belajar teori.

Akibatnya sampai sekarang…banyak anak pandai tapi tidak dapat berbuat apa-apa selepas lulus.

Sekarang, di beberapa sekolah favorit , terutama yang memakai kurikulum internasional mengakomodasi soal kesenjangan dunia kelas dengan dunia luar ini. Mereka ini biasanya mengajak murid-muridnya dengan acara-acara : mini trip, outbound, jalan-jalan, dan sebagainya.

Penulis yakin seratus persen, bila pengajar di sekolah internasional itu mengadaptasi soal jalan-jalan ke luar kelas ini berdasarkan kurikulum dari luar negeri, bukan dari konsep Ki Hajar. Artinya , kemajuan pendidikan di luar negeri pun sudah mempertemukan teori (di kelas) dengan realitas. Konsep yang digaungkan oleh Ki Hajar, hampir seabad yang lalu.

Ironis. Sekarang orang lebih getol atau lebih percaya belajar dari orang luar (negeri), namun lupa atau tidak mau belajar dari bangsa sendiri.

Konsep menyatunya kelas tempat belajar dengan realitas yang ditawarkan Ki Hajar, mungkin memang bukan orisinil dari beliau. Mungkin konsep ini sudah ada sebelumnya Ki Hajar hidup. Namun ketika Ki Hajar merumuskan konsep ini dengan istilah 3 dinding, menunjukkan betapa luasnya wawasan beliau dan mampu mengadaptasi konsep tersebut dalam budaya Indonesia.

Disarikan dari: http://belanegarari.wordpress.com/2009/12/29/yang-terlupakan-dari-ki-hajar-dewantara/

Prof . Suyanto Ph.D: “Urgensi Pendidikan Karakter”

October 5, 2010 Leave a comment

Diposting oleh: Admin

Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.

Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.

Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.

Pendidikan yang bertujuan melahirkan insan cerdas dan berkarakter kuat itu, juga pernah dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni; intelligence plus character… that is the goal of true education (kecerdasan yang berkarakter… adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya).

Memahami Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif.

Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.

Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu: pertama, karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; kedua, kemandirian dan tanggungjawab; ketiga, kejujuran/amanah, diplomatis; keempat, hormat dan santun; kelima, dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama; keenam, percaya diri dan pekerja keras; ketujuh, kepemimpinan dan keadilan; kedelapan, baik dan rendah hati, dan; kesembilan, karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.

Kesembilan pilar karakter itu, diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good. Knowing the good bisa mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja. Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling loving the good, yakni bagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang bisa membuat orang senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Sehingga tumbuh kesadaran bahwa, orang mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu. Setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the good itu berubah menjadi kebiasaan.

Dasar pendidikan karakter ini, sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age), karena usia ini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan karakter dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan karakter anak.

Namun bagi sebagian keluarga, barangkali proses pendidikan karakter yang sistematis di atas sangat sulit, terutama bagi sebagian orang tua yang terjebak pada rutinitas yang padat. Karena itu, seyogyanya pendidikan karakter juga perlu diberikan saat anak-anak masuk dalam lingkungan sekolah, terutama sejak play group dan taman kanak-kanak. Di sinilah peran guru, yang dalam filosofi Jawa disebut digugu lan ditiru, dipertaruhkan. Karena guru adalah ujung tombak di kelas, yang berhadapan langsung dengan peserta didik.

Dampak Pendidikan Karakter
Apa dampak pendidikan karakter terhadap keberhasilan akademik? Beberapa penelitian bermunculan untuk menjawab pertanyaan ini. Ringkasan dari beberapa penemuan penting mengenai hal ini diterbitkan oleh sebuah buletin, Character Educator, yang diterbitkan oleh Character Education Partnership.

Dalam buletin tersebut diuraikan bahwa hasil studi Dr. Marvin Berkowitz dari University of Missouri- St. Louis, menunjukan peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan adanya penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik.

Sebuah buku yang berjudul Emotional Intelligence and School Success (Joseph Zins, et.al, 2001) mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor resiko penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi.

Hal itu sesuai dengan pendapat Daniel Goleman tentang keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya, akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya. Anak-anak yang bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia pra-sekolah, dan kalau tidak ditangani akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya para remaja yang berkarakter akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja seperti kenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan sebagainya.

Beberapa negara yang telah menerapkan pendidikan karakter sejak pendidikan dasar di antaranya adalah; Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Korea. Hasil penelitian di negara-negara ini menyatakan bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara sistematis berdampak positif pada pencapaian akademis.

Seiring sosialisasi tentang relevansi pendidikan karakter ini, semoga dalam waktu dekat tiap sekolah bisa segera menerapkannya, agar nantinya lahir generasi bangsa yang selain cerdas juga berkarakter sesuai nilai-nilai luhur bangsa dan agama.*

Sumber: http://www.mandikdasmen.depdiknas.go.id/